BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memasuki
abad 21 ini, nasib suatu negara semakin ditentukan oleh kekuatan persaingan
global. Dalam dunia seperti ini, keputusan-keputusan operasi, investasi dan
pendanaan pembiayaan diwarnai oleh implikasi-implikasi internasional. Dengan
banyaknya keputusan yang berasal dari data-data akuntansi, pengetahuan mengenai
isu-isu akuntansi internasional sangat penting untuk memperolah interpretasi
dan pemahaman yang tepat dalam komunikasi bisnis internasional. Dengan kata
lain, saat ini akuntansi telah berkembang dalam tahap masa kedewasaannya
menjadi suatu aspek integral dari bisnis dan keuangan global.
Fungsi akuntansi yang demikian
penting dalam kehidupan bisnis dan keuangan, menunjukkan bahwa akuntansi dalam
masyarakat bisnis/internasional melakukan fungsi jasa. Akuntansi harus tanggap
terhadap kebutuhan masyarakat yang terus berubah dan harus mencerminkan kondisi
budaya, ekonomi, hukum, sosial dan politik dari masyarakat tempat dia
beroperasi. Dengan demikian akuntansi harus berada tetap dalam kedudukannya
yang berguna secara teknis dan sosial.
Sejarah akuntansi dan akuntan,
memperlihatkan perubahan yang terus menerus, suatu proses yang tampaknya
dilalui akuntansi secara konsisten. Pada suatu waktu, akuntansi lebih mirip sistem
pencatatan bagi jasa-jasa perbankan tertentu dan bagi rencana pengumpulan
pajak. Kemudian muncul pembukuan double entry untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan usaha perdagangan. Industrialisasi dan pembagian tenaga
kerja memungkinkan dibuatnya analisa perilaku biaya dan adanya akuntansi manajerial.
Munculnya perusahaan modern merangsang pelaporan keuangan dan
auditing
periodik. Beberapa waktu yang lalu, akuntansi memperlihatkan kemampuannya untuk
menarik perhatian publik melalui akuntansi dan pengukuran
sumber
daya manusia, pelaporan dan audit atas tanggungjawab sosial berbagai organisasi.
Saat ini akuntansi beroperasi antara lain dalam lingkungan perilaku, sektor publik dan Internasional.
Akuntansi menyediakan informasi bagi
pasar modal pasar modal besar, baik domestik maupun internasional. Akuntansi
telah meluas kedalam area konsultasi manajemen dan melibatkan lebih besar porsi
teknologi informasi dalam sistem dan prosedurnya. Dengan demikian akuntansi
jelas tanggap
terhadap
stimulus lingkungan. Menurut Choi dan Muller (1998; 1) Bahwa ada tiga kekuatan
utama yang mendorong bidang akuntansi internasional kedalam dimensi
internasional yang terus tumbuh, yaitu (1) faktor lingkungan, (2)
Internasionalisasi dari disiplin akuntansi, dan (3) Internasionalisasi dari
profesi akuntansi. Ketiga faktor tersebut dalam perjalanan/perkembangan
akuntansi sangat berperan dan menentukan arah dari teori akuntansi yang selama
bertahun-tahun dan decade banyak para ahli mencurahkan tenaga dan pikirannya
untuk mengembangkan teori akuntansi dan ternyata mengalami kegagalan dan hal
tersebut menyebabkan terjadinya evolusi dari ”theorizing” ke “Conceptualizing”.
1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dipaparkan diatas dan mengingat luasnya lingkup permasalahan, maka penulis
merumuskan masalah tentang bagaimana perkembangan akuntansi internasional untuk
membangun suatu standard dan struktur akuntansi internasional?
1.3 Tujuan Penelitian
Bedasarkan
rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang
perkembangan internasional untuk membangun suatu standard dan struktur
akuntansi internasional
1.4 Metode Pengumpulan Data/Variabel
Penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan
untuk penulisan ini, dengan cara :
- Studi
Kepustakaan
Dengan cara membaca dan mempelajari
buku-buku literature yang berhubungan dengan masalah pembahasan. Hal ini di
gunakan untuk mendapatkan bahan atau data yang bersifat teoritis.
LANDASAN TEORI
2.1 PERSPEKTIF GLOBAL DARI PRAKTIK AKUNTANSI
- AMERIKA
Dewasa
ini, AS merupakan kekuatan yang gemilang dalam akuntansi global. AS lebih baik
dari negara-negara lain dalam hal pengeluaran riset akuntansi, jumlah publikasi
akuntansi, dan lulusan perguruan tinggi yang memiliki konsentrasi akuntansi.
Pengukuran Aset dan Kewajiban
Istilah aset tidak memiliki
arti yang pasti, dalam hal sumberdaya mana yang harus dimasukkan dan sumberdaya
mana yang harus dikeluarkan. Demikian juga, istilah tersebut meliputi
interpretasi atas aset-aset tak berwujud seperti goodwill, dan R&D. Di
Amerika Selatan, definisi aset termasuk kerugian-kerugian yang timbul karena
memiliki hutang dalam satuan valuta asing. Di negara-negara Eropa Daratan, aset
mungkin tidak meliputi berbagai tipe sewa guna usaha, tax loss carry-forwards,
atau kepemilikan ekonomi dalam perusahaan-perusahaan afiliasi.
Konsep kewajiban diaplikasikan
berbeda dari satu negara ke negara lain. Akuntansi bagi pajak penghasilan memberikan
contoh spesifik. Di Argentina misalnya kewajiban pajak penghasilan tidak
diakrualkan dan dicatat berdasarkan basis kas saja. Di Swiss, pencatatan akrual
periodik terjadi tanpa pengakuan terhadap kewajiban pajak penghasilan yang
tertunda. Kewajiban-kewajiban tertunda mungkin memerlukan beberapa metode
alokasi yang berbeda. Di Belanda, nilai pajak penghasilan yang tertunda
kadang-kadang merupakan nilai yang didiskontokan.
- AUSTRALIA
Tradisi dan kebiasaan
Inggris memberi ciri yang signifikan pada Australia walaupun akhir-akhir ini
Australia lebih cenderung mengara ke pola Amerika. Perbedaan-perbedaan
akuntansi keuangan dan praktik-praktik pelaporan antara Inggris dan Australia
semakin meningkat. Gagasan Pan-Pasik sedang tumbuh di Australia, gagasan
Komunitas Eropa tumbuh di Inggris.
Dua badan akuntansi
profesional Australia adalah Institute of Chartered Accountants in Australia
(ICAA) dan Australian Society of Accountants (ASA). ICAA memiliki keanggotaan
kira-kira 20.000 dan terkait erat dengan audit dan praktik publik. Keanggotaan
ASA kira-kira 60.000, terutama wakil dari sektor publik.
- JEPANG
Akuntansi dan
pelaporan keuangan Jepang merupakan bunga rampai dari begitu banyak
eksternalitas domestik dan internasional. Di permukaan, laporan keuangan
korporasi Jepang tampaknya mirip dengan perusahaan-perusahaan sejenis dari
Inggris-Amerika. Namun, sebenarnya, kandungan informasi laporan keuangan
korporasi Jepang berbeda secara substansial.
Penyusunan
standar akuntansi di Jepang terutama merupakan fungsi pemerintah dengan
sejumlah input pendukung dari JICPA. Semua perusahaan yang dibentuk berdasarkan
undang-undang komersial diwajibkan untuk memenuhi ketentuan-ketentuan
akuntansinya, yang terkandung dalam “peraturan-peraturan” yang berkaitan dengan
:
a) Neraca
b) Laporan Laba Rugi
c) Laporan Bisnis
d) Usulan bagi Pembagian Laba
e) Skedul-skedul Pendukung
- INGGRIS
United Kingdom of
Great Britain and Northern Ireland terdiri dari empat negara, Inggris,
Skotlandia, Wales, dan Pulau Utara. Walaupun UK memiliki sistem hukum dan
kebijakan moneter dan fiskal serta aturan-aturan dan regulasi-regulasi sosial
tunggal yang terpadu, perbedaan-perbedaan individual tetap ada di dalam keempat
negara tersebut.
Aktivitas
perusahaan yang didirikan di UK diatur secara luas oleh perundang-undangan yang
bernama Companies Acts, yang merupakan hukum nasional. Legislasi yang menonjol
adalah Companies Acts 1948, yang selanjutnya diamandemenkan secara substansial
pada tahun 1967, 1976, 1980, dan 1981. Companies Act 1985 mengkonsolidasikan
dan secara signifikan memperluas legilasi-legilasi sebelumnya dengan amandemen
tambahan penting yang muncul tahun 1989. Tahun-tahun legislasi ini
mengindikasikan tingginya frekuensi diperbaharuinya dan/atau diamandemenkan
legislasi perusahaan-perusahaan Inggris. Yang perlu dicatat bahwa amandemennya
tahun 1981 membawa ketentuan-ketentuan directive ke-4 EC kedalam hukum
perusahaan Inggris dan amandemen tahun 1989 secara khusus mengakui
ketentuan-ketentuan dari directive ke-7 dan ke-8 EC. Badan-badan akuntansi
utama di UK adalah :
- The Institute of Chartered Accountants in England and Wales
- The Institute of Chartered Accountants in Ireland
- The Institute of Chartered Accountants in Scotland
- The Chartered Association of Certified Accountants
- The Institute of Cost and Management Accountants
- The Chartered Institute of Public Finance and Accountancy
Seperti di Australia, hukum perusahaan UK memuat
persoalan-persoalan akuntansi dalam apa yang dinamakan skedul (misalnya, format
alternatif untuk neraca dan laporan R/L terdapat dalam skedul 4 dan 4a 1985
Act).
Lima prinsip akuntansi dasar yang tercantum langsung
dalam perundang-undangan adalah :
- Pencocokan pendapatan dan beban berdasarkan beban akrual
- Penilaian item-item aset dan kewajiban individual secara terpisah
dalam masing-masing kelas aset dan kewajiban
- Penerapan prinsip-prinsip konservatisme, terutama dalam pengakuan
realisasi laba dan semua kewajiban dan kerugian yang diketahui
- Kewajiban penerapan kebijaka-kebijakan akuntansi secara konsisten
dari tahun ke tahun
- Anggapan bahwa prinsip kelangsungan usaha dapat diterapkan pada
entitas yang bersangkutan.
2.2 Kajian Hasil
Penelitian
Perkembangan
yang cepat dalam transportasi dan komunikasi membuat dunia menjadi tanpa batas
hingga mewujudkan apa yang dinamakan “global village”. Ditambah dengan ditandai
pertumbuhan perdagangan internasional dan pertukaran bisnis lainya diantara
berbagai negara mempengaruhi kehidupan kita. Umumnya, perkembangan ini membawa
dampak berbagai kebiasaan, dan praktek yang sama. Dalam kegiatan bisnis khusus
telah mendukung keinginan untuk mengharmonisasikan standar akuntansi diantara
berbagai negara tersebut.
Harmonization
menunjukkan derajad koordinasi atau kesamaan diantara berbagai set variasi
standar akuntansi nasional dan metode serta format pelaporan keuangan. (Meek
et. al dalamWolk & Tearney, 1992; 577).Salah satu faktor yang mendasari
perlunya meng-harmonisasikan standar akuntansi internasional adalah adanya
peningkatan kepentingan dari berbagai perusahaan multinational. Kesamaan secara
umum dalam satandar akuntansi dan prosedur akuntansi akan
memfasilitasi/memudahkan koordinasi diantara perusahaan multinational. Sebagai
contoh, laporan keuangan konsolidasi akan mudah disajikan jika perangkat akuntansi
yang tersedia applicable untuk
perusahaan multinational tersebut. Konsekuensi dari MNCs
tersebut maka profesi akuntan publik pun ikut mendunia, banyak firma-firma
akuntan publik berpraktek diseluruh dunia. Akhirnya pembiayaan antar negara
meningkat ditandai dengan bergairahnya pasar-pasar modal antar berbagai negara.
Donna
L. Street et. al (2000), dalam penelitiannya di Amerika, menyatakan bahwa
adanya program dari IOSCO (International Organization of Securities
Commissions) bagi pasar modal-pasar modal untuk menggunakan standar akuntansi
internasional (IAS), memberikan secara signifikan konteks global dari pasar
modal Amerika dan memaksanya untuk melakukan rekonsiliasi (penyesuaian) antara
GAAP dengan IAS. Hal itu dimaksudkan agar dalam praktek akuntansinya mudah
dipahami oleh Securities exchange commission (SEC) dengan tujuan konteks global
dari pasar modal Amerika. Bagaimana dengan Indonesia?
Zubaidur
Rahman, (2000) dalam papernya menyatakan bahwa semua negara yang ada di kawasan
Asia Timur semuanya telah memiliki standar akuntansi nasional yang semuanya
diadopsi atau disusun berdasarkan standar akuntansi internasional (IAS), tetapi
pada kenyataannya laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan yang
ada di negara-negara Asia Timur tersebut jauhpanggang dari api, sejak mereka
kurang memperhatikan mekanisme dari standara akuntansi nasionalnya yang di
perbandingkan, di rekonsialiasikan dengan standar akuntansi internasional.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Faktor Lingkungan yang Berpengaruh Terhadap Pengembangan Akuntansi
Telah banyak yang menyatakan bahwa
akuntansi dipengaruhi oleh lingkungannya dan sebaliknya akuntansi juga
mempengaruhi lingkungannya. Pada pokoknya, thesis ini menyiratkan bahwa inovasi
dan perkembangan akuntansi dipicu oleh faktor-faktor non-akuntansi.
Standar-standar akuntansi muncul ke permukaan setelah banyak akuntan mengalami
tuntutan hukum, LIFO ditimbulkan oleh kondisikondisi inflasi, dan banyak
pengungkapan-pengungkapan keuangan yang merupakan konsekuensi dari pasar modal
publik. Choi et. al (1998; 36) menjelaskan sejumlah faktor lingkungan yang
diyakini memiliki pengaruh langsung terhadap pengembangan akuntansi, antara
lain :
1. Sistem Hukum
Kodifikasi standar-standar dan
prosedur-prosedur akuntansi kelihatannya alami dan cocok dalam negara-negara
yang menganut code law. Sebaliknya, pembentukan kebijakan akuntansi yang non
legalistis oleh organisasi-organisasi professional yang berkecimpung dalam
sektor swasta lebih sesuai dengan sistem yang berlaku di negara-negara hukum
umum (common law).
Dalam
hukum perang atau situasi darurat nasonal lainnya, semua aspek fungsi akuntansi
mungkin diatur oleh sejumlah pengadilan atau badan pemerintah pusat. Contohnya
adalah dalam masa Nazi Jerman, ketika persiapan-persiapan perang yang intensif
dan kemudian pada saat PD II memerlukan sistem akuntansi nasional yang sangat
seragam untuk mengontrol semua aktivitas ekonomi nasional secara total.
2. Sistem Politik
Sistem politik yang ada pada suatu
negara pun ikut mewarnai akuntansi, karena sistem politik tersebut “mengimpor”
dan “mengekspor” standar-standar dan prktik-prakti akuntansi. Sebagai contoh,
akuntansi Inggris yang ada semasa pergantian Abad 20, “diekspor” ke negara-negara
persemakmuran. Belanda melakukan hal yang sama ke filipina dan Indonesia,
Perancis ke negara-negara jajahannya di Asia da Afrika. Jerman menggunakan
simpati politik untuk mempengaruhi, antara lain, akuntansi di Jepang dan
Swedia.
3. Sifat Kepemilikan Bisnis
Kepemilikan publik yang besar atas
saham-saham perusahaan menyiratkan prinsip-prinsip pelaporan dan pengungkapan
akuntansi keuangan yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang
kepemilikannya didominasi oleh keluarga atau bank. Misalnya, kepemilikan publik
yang sangat tinggi atas saham-saham korporasi di AS telah menghasilkan apa yang
dinamakan Sunshine accounting standards of wide open disclosure, sedangkan
ketidakhadiran partisipasi publik dalam kepemilikan saham perusahaan di
Perancis telah membatasi komunikasi keuangan yang efektif hanya ke saluran
komunikasi ”insider” saja. Kepemilikan Bank yang tinggi di Jerman juga
menghasilkan respon akuntansi yang berbeda. Di AS, AICPA membuat rekomendasi
khusus bagi standar dan praktik akuntansi keuangan tertentu yang digunakan oleh
perusahaan-perusahaan non publik yang lebih kecil.
4. Perbedaan Besaran dan Kompleksitas
Perusahaan-Perusahaan Bisnis
Dikotomi yang terjadi antara
perusahaan besar dan kecil terus berlanjut, mulai dari masalah asuransi, hingga
keseluruh hirarki perusahaan induk-anak, termasuk masalah kompleksitas.
Perusahaan konglomerasi besar yang beroperasi dalam lini bisnis yang sangat
beragam membutuhkan teknik-teknik pelaporan keuangan yang berbeda dengan
perusahaan kecil yang menghasilkan produk tunggal. Perusahaan-perusahaan
multinasional juga membuthkan sistem akuntansi yang berbeda dengan sistem
akuntansi perusahaan-perusahaan
domestik.
5. Iklim Sosial
Iklim sosial turut memberikan
sumbangan dalam pengembangan akuntansi diberbagai belahan dunia. Di Perancis,
mengarah pada pelaporan tanggungjawab sosial, sebaliknya di Swiss masih sangat
konservatif sehingga perusahaanperusahaan besar swiss melaporkan kondisi
keuangannya yang relatif ringkas. Orang Italia masih sangat berorientasi pada
pajak, bahkan di beberapa negara Amerika bagian Timur dan Selatan, akuntansi
sama dengan pembukuan dan dianggap tidak cocok secara sosial.
6. Tingkat Kompetensi Manajemen Bisnis Dan
Komunitas Keuangan
Kompetensi atau kemampuan manajemen
bisnis dan pengguna dari output akuntansi akan sangat menentukan perkembangan
akuntansi. Karena secanggih dan sehebat apapun output akuntansi, jika manajemen
bisnis dan para pengguna tidak dapat membaca, mengartikan, dan memahaminya hal
tersebut tidak akan ada gunanya.
7. Tingkat Campur Tangan Bisnis Legislatif
Regulasi
mengenai perpajakan mungkin memerlukan prinsip-prinsip akuntansi tertentu.
Seperti di Swedia, dimana kelonggaran pajak tertentu harus dibukukan secara
akuntansi sebelum bisa diklaim bagi tujuan pajak; ini juga merupakan situasi
bagi penilaian persediaan metode LIFO di AS. Hukum-hukum perlindungan sosial
yang beragam juga mempengaruhi standar-standar akuntansi. Contohnya adalah
kewajiban membayar pesangon dio beberapa negara Amerika Selatan.
8. Ada Legislasi Akuntansi tertentu
Dalam beberapa kasus, terdapat
peraturan legislative khusus untuk aturan-aturan dan teknik-teknik akuntansi
tertentu. Di AS, SEC menentukan standar-standar pengungkapan dan akuntansi bagi
perusahaan-perusahaan besar, dengan mengacu pada FASB.
9. Kecepatan Inovasi Bisnis
Semula, kegiatan merger dan akuisisi
tidak diperhitungkan secara akuntansi, namun karena penggabungan bisnis yang
begitu popular di erofa memaksa akuntansi turut berkembang untuk memenuhi
kebutuhan dari mereka yang berkepentingan.
10.Tahap pembangunan Ekonomi
Negara yang masih mengandalkan
ekonomi pertanian membuthkan prinsipprinsip akuntansi yang berbeda dengan
negara industri maju. Di negara pertanian, tingkat ketergantungan pada kredit
dan kontrak bisnis jangka panjang mungkin masih kecil. Sehingga akuntansi
akrual yang canggih tidak berguna dan yang dibutuhkan adalah akuntansi kas
sederhana.
11. Pola pertumbuhan Ekonomi
Kondisi perekonomian yang stabil
mendorong peningkatan persaingan memperebutkan pasar-pasar yang ada sehingga
memerlukan suatu pola akuntansi yang stabil dan akan jauh berbeda pada negara
yang kondisinya sedang mengalami perang berkepanjangan.
12. Status Pendidikan dan Organisasi
Profesional
Karena ketiadaan profesionalisme
akuntansi yang terorganisir dan sumber otoritas akuntansi local suatu negara,
standar-standar dari area lain atau Negara lain mungkin digunakan untuk mengisi
kekosongan tersebut. Adaptasi faktorfaktor akuntansi dari Inggris merupakan
pengaruh lingkungan yang signifikan dalam akuntansi dunia sampai akhir PD II.
Sejak saat itu, proses adaptasi internasional beralih ke sumber-sumber dari AS.
Pengembangan akuntansi, baik yang berasal dari negara itu sendiri atau yang
diadaptasi dari negara-negara lain, tidak akan sukses kecuali jika
kondisi-kondisi lingkungan seperti yang terdapat dalam daftar diatas
dipertimbangkan secara penuh.
3.2
Porsi Pengembangan Akuntansi Internasional
Selanjutnya Choi et.al (1998 ; 38)
mengungkapkan bahwa secara struktural pengembangan akuntansi internasional yang
terjadi sekarang meliputi porsi sebagai berikut :
1. Pola Pengembangan Komparatif
Pendekatan yang dikembangkan oleh
Mueller yang berbeda terhadap pengembangan akuntansi dapat diamati di
negara-negara barat yang memiliki sistem ekonomi yang berorientasi pasar,
meliputi; Pola makorekonomis, pola mikroekonomis, pendekatan disiplin
independen, dan pendekatan akuntansi seragam. Pola Makro ekonomis Tujuan
perusahaan bisnis tentu saja lebih sempit daripada kebijakan ekonomi nasional.
Perusahaan mempunyai tujuan tertentu yang harus dicapai, seringkali beroperasi
dalam dimensi dan ruang waktu yang terbatas, dan bertanggunggugat kepada
kelompok-kelompok kepemilikan yang jelas. Konsekuensinya, tujuan perusahaan
secara normal mengikuti kebijakan nasional. Hal ini bukan kondisi absolut,
karena perusahaan bisnis merupakan bagian dari kepntingan publik yang
mempengaruhi dan mengarahkan kebijakan-kebijakan nasional; jadi ada hubungan
sebab-akibat timbal balik.
Ada tiga
pernyataan yang berkaitan dengan pola ini yaitu :
- Perusahaan
bisnis merupakan unit essential dalam struktur ekonomi suatu negara.
- Perusahaan
bisnis mencapai tujuannya dengan cara yang terbaik melalui koordinasi erat
aktivitas-aktivitasnya dengan kebijakkan-kebijakkan ekonomi nasional dalam
lingkungannya.
- Kepentingan publik dilayani dengan baik
jika akuntansi perusahaan bisnis saling berhubungan erat dengan kebijakan
nasional. Akuntansi keuangan yang berorientasi pada makrekonomi mungkin
mengakui secara formal nilai penemuan dari mineral atau kandungan minyak,
emnhitung beban depresiasi atas peralatan produkstif berdasarkan unit
produksi, dan mengizinkan penghapusan biaya tertentu dengan cepat jika hal
ini merupakan kepentingan pembangunan ekonomi regional atau nasional.
Pola Mikroekonomis
Ekonomi yang berorientasi pada
pasar, termasuk ekonomi yang tidak begitu banyak mendapat campur tangan
administrasi pemerintah pusat, mempercayakan sebagian besar kesejahteraan
ekonomi kepada aktivitas-aktivitas bisnis dari indvidu-individu dan masing-masing
perusahaan bisnis. Dengan demikian, dalam ekonomi ini,terdapat suatu orientasi
fundamental yang mengarah pada setiap sel dari akivitas ekonomi. Hal ini begitu
berurat berakar di organisasi-organisasi ekonomi barat dimana orientasi ini
berlaku bagi banyak proses bisnis, hukum, legislative dan sosial. Dengan
aktivitas-aktivitas swasta dan bisnis sebagai inti urusan dalam ekonomi yang
berorientasi kepada pasar dan dengan akuntansi melakukan fungsi jasa bagi
bisnis dan perusahaan-perusahaan bisnis, tampaknya wajar saja bahwa akuntansi
akan
mengorientasikan
dirinya kepada pertimbangan-pertimbangan mikro yang sama, yang telah
terbentuknya secara mapan dalam lingkungannya.
Beberapa
pernyataan yang berkaitan dengan pola ini menyangkut :
1. Perusahaan menyediakan titik-titik vokal bagi
aktivitas-aktivitas ekonomi
2.
Kebijakan utama perusahaan bisnis adalah untuk menjamin kelangsungan hidupnya.
3.
Optimasi dalam pengertian ekonomi adalah kebijakkan terbaik perusahaan untuk
bertahan
4.
Akuntansi, sebagai cabang ekonomi bisnis, mendapatkan konsep-konsep dan
aplikasi aplikasinya dari analisis ekonomi.
Konsep akuntansi utama dalam pola
pengembangan yang didasarkan pada mikro ekonomi adalah bahwa proses akuntansi
harus mempertahankan secara konstan jumlahinvestasi modal moneter dalam
perusahaan dalam nilai riil.
Disiplin Independen
Menganggap akuntansi sebagai fungsi
jasa dari bisnis memberikan ruang yang cukup untuk menyimpulkan bahwa akuntansi
dapat membangun kerangka yang berguna bagi dirinya yang disaring dari proses
bisnis yang dilayaninya. Jika hal ini mungkin dilakukan, maka dukungan
konseptual dari suatu disiplin seperti ekonomi tidak dibutuhkan. Akuntansi
dengan kata lain , bergantung pada dirinya menjadi suatu disiplin yang
independen.
Keseragaman Akuntansi
Ada tiga
pendekatan praktis atas pola pengembangan keseragaman akuntansi :
1. Pendekatan bisnis
Dalam pendekatan ini, keseragaman
akuntansi ditujukan secara khusus kepada pemakai-pemakai tertentu data
akuntansi. Pendekatan ini mempertimbangkan secara penuh
karakteristik-karakteristik bisnis dan lingkungan bisnis tempat dimana data
dikumpulkan, diproses dan dikomunikasikan. Pendekatan ini merupakan suatu
pendekatan pragmatis yang sangat bergantung pada konvensi dan paling sering
dipakai dalam perancangan bagan-bagan akun terpisah yang seragam, yaitu bagi
suatu cabang industri atau perdagangan.
2. Pendekatan ekonomi
Pendekatan ekonomi bagi keseragaman
akuntansi pada dasarnya adalah pendekatan makro. Pendekatan ini mengakaitkan
akuntansi dengan kebijakan publik. Badan-badan hukum dan peraturan publik
digunakan untuk menjalankan sistem yang telah terbentuk dalam pola pengembangan
seperti itu. Pertimbanganpertimabangan akuntansi teknis berada pada tingkatan
kedua, dan pertimbanganpertimbangan kebijakan nasional berada pada tingkatan
paling atas.
3. Pendekatan teknis
Pendekatan akuntansi teknis atas
pengembangan keseragaman merupakan pekerjaan para akademisi. Pendekatan ini
bersifat analitis, dimana pendekatan ini berusaha memperoleh keseragaman dari
prinsip-prinsip dasar pembukuan double entry. Pendekatan ini juga merupakan
pendekatan umum karena perhatian langsung diberikan kepada
karakteristik-karakteristik bisnis tertentu daritransaksi-transaksi akuntansi
atau proses akuntansi. Terakhir, orientasi yang luas dari pendekatan ini pada
hakekatnya bersifat teoritis.
Wolk
& Tearney, (1992; 578) menggagas, bahwa secara teoritis ada tiga model yang
disodorkan untuk menyeragamkan pemahaman mengenai akuntansi internasional,
yaitu :
1.
Absolute uniformity
2. Circumstantial
uniformity
3.
Purposive uniformity
Absolute uniformity, berarti satu
set standar akuntansi yang baik dalam satu format pelaporan keuangan akan
berlaku di seluruh komunitas ekonomiinternasional tanpa membeda-bedakan keadaan
ekonomi dan kebutuhan pemakai. Circumstantial uniformity, berdasarkan basis
transnasional yang mengijinkan perbedaan metode akuntansi yang digunakan dimana
keberadaan akuntansi ditunjukan. Sedangkan Purposive uniformity, akan
mempertimbangkan kedua keadaan perbedaan yang mendasarinya seperti halnya
kebutuhan pemakai yang berbeda dan manfaatnya.
2. Pengembangan yang didasarkan pada
Kerangka-Kerangka Konseptual
Sejak berdiri tahun 1973, FASB telah
memulai upaya utamanya untuk membentuk kerangka konseptual bagi akuntansi keuangan.
Kerangka konseptual dan dikembangkan tersebut menggunakan dasar pikiran
akuntansi sebagai suatu disiplin independen. Faktor-faktor internal atau
intrinsic dari akuntansi disusun secara hirarkis dan berhubungan secara
horizontal dalam usaha untuk mengembangkan struktur internal yang komprehensif
dan konsisten bagi semua aspek disiplin akuntansi keuangan. William C. Norby
membuat model keseluruhan kerangka konseptual tersebut menjadi sebuah pyramid
yang saling berhubungan.
4. Kebutuhan Akuntansi dari negara
berkembang
Perhatian akuntansi di negara
berkembang meliputi; (1) tipe sistem akuntansi yang sedang dibutuhkan dan (2)
pendidikan dan sarana lalin apa yang harus dipakai Negara sedang berkembang
untuk memperbanyak akuntan terlatih. Dalam kategori pertama, sistem akuntansi
Negara berkembang seharusnya dibuat dan dijalankan sesuai dengan yang mereka
butuhkan dan dianggap tepat. Atau dengan mengkaitkan faktor lingkungan dengan
karakteristik akuntansi dan dianjurkan bahwa seharusnya sistem akuntansi terkait
dengan lingkungan lokal. Cara yang lain adalah dengan transfer teknologi
akuntansi negara maju yang dilakukan secara selektif. Choi et. al (1998 ; 49)
menjelaskan aktivitas-aktivitas akuntansi di Negara berkembang secara sederhana
menjadi 9 sistem yaitu meliputi Anglophone, ASEAN, Negara-negara Asia Pasifik,
Cina, Erofa timur, Francophone, Mediterania, Timur tengah, dan Amerika Selatan.
5. Fungsi Akuntansi dalam ekonomi terpusat
Perbedaan yang mendasar antara
ekonomi pasar dan ekonomi terpusat adalah bahwa dalam ekonomi terpusat, semua
aktivitas ekonomi yang substantive dikelola oleh pemerintah. Misalnya dalam
kontrak kerjasama patungan antara sebuah perusahaan Rusia dan sebuah perusahaan
barat, otoritas Rusia akanmenentukan nilai tukar yang akan digunakan anatara
ruble dan mata uang barat yang terlibat, tak peduli nilai tukar tidak resmi
atau nilai tukar gelap. Dengan kata lain, dalam ekonomi yang dikelola total
oleh pemerintah , semua harga (dan biaya) ditentukan secara arbriter agar
sesuai dengan berbagai kebijakan pemerintah karena pasar terbuka dan harga
pasar tidak ada. Sebagai konsekuensinya, semua pengukuran akuntansi juga
tergantung pada jumlah moneter yang ditentukan secara semu ini.
Choi et. al (1998 ; 52)
menggambarkan perbedaan fungsi akuntansi dari ekonom pasar dan ekonomi pusat
dilihat dari struktur organisasi, pembukuan, pengendalian dan audit, dan
referensi-referensi untuk follow up.
3.3 Aktivitas-Aktivitas Pendukung
Pengembangan Akuntansi
Pengembangan akuntansi internasional
dibantu secara ekstensif oleh sejumlah badan pemerintah, asosiasi akuntansi
professional, dan institusi. Aktivitas pendukung di luar pergerakan standar
internasional secara umum diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Organisasi-organisasi regional
Organisasi regional telah terbentuk
mulai dari pantai pasifik hingga Afrika Barat. Organisasi-organisasi ini
berlaku sebagai penyangga antara kepentingan-kepentingan nasional yang kaku
dengan kepentingankepentingan internasional yang luas. Organisasi regional ini
merupakan kelompok-kelompok akuntan professional yang bervariasi dalam jumlah
dan efektifitasnya.
2. Institusi-institusi
Institusi-institusi yang mendukung
akuntansi internasional meliputi parlemenparlemen dan universitas-universitas
di seluruh dunia, serta eksekutifeksekutif keuangan dan analis-analis keuangan.
Dukungan yang datang dari institusi pendukung tersebut justru lebih kuat dari
organisasi-organisasi regional
BAB IV
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, maka dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
- Akuntansi saat ini menyediakan
informasi bagi pasar modal-pasar modal besar, baik domestik maupun
internasional. Akuntansi telah meluas kedalam area konsultasi manajemen
dan melibatkanlebih besar porsi teknologi informasi dalam sistem dan
prosedurnya. Dengan demikian akuntansi jelas tanggap terhadap stimulus
lingkungan.
Menurut
Choi dan Muller (1998; 1) Bahwa ada tiga kekuatan utama yang mendorong bidang akuntansi internasional kedalam
dimensi internasional yang terus tumbuh,
yaitu (1) faktor lingkungan,
(2) Internasionalisasi dari disiplin akuntansi, dan (3) Internasionalisasi dari profesi akuntansi. Ketiga faktor tersebut dalam perjalanan/perkembangan akuntansi sangat
berperan dan menentukan arah dari teori akuntansi yang selama
bertahuntahun dan dekade banyak para ahli
mencurahkan tenaga dan
pikirannya untuk mengembangkan teori akuntansi dan ternyata mengalami
kegagalan dan haltersebut menyebabkan terjadinya evolusi dari ”theorizing” ke “Conceptualizing”.
- Choi et. al (1998; 36)
menjelaskan terdapat sejumlah faktor lingkungan yang diyakini memiliki
pengaruh langsung terhadap pengembangan akuntansi, dan hal tersebut yang
memberikan warna dan yang mendasari praktik-praktik akuntansi yang berlaku
di negara-negara di dunia.
- Secara struktural pengembangan
akuntansi mengalami berbagai tingkatan danditambah dengan adanya dukungan
dari berbagai organisasi regional dan institusi pendukung lainnya ikut
menyumbangkan perhatian yang tidak sedikitterhadap kemajuan dan
pengembangan akuntansi.
- Perkembangan yang cepat dalam
transportasi dan komunikasi membuat dunia menjadi tanpa batas hingga
mewujudkan apa yang dinamakan “global village”. Ditambah dengan ditandai
pertumbuhan perdagangan internasional dan pertukaran bisnis lainya
diantara berbagai negara mempengaruhi kehidupan kita. Umumnya,
perkembangan ini membawa dampak berbagai kebiasaan, dan praktek yang sama.
Dalam kegiatan bisnis khusus telah mendukung keinginan untuk
meng-harmonisasikan standar akuntansi diantara berbagai negara tersebut.
Harmonization menunjukkan derajad koordinasi atau kesamaan diantara
berbagai set variasi standar akuntansi nasional dan metode serta format
pelaporan keuangan.
Salah
satu faktor yang mendasari perlunya meng-harmonisasikan standar akuntansi internasional adalah adanya peningkatan
kepentingan dari berbagai perusahaan multinational.
Kesamaan secara umum dalam
standar akuntansidan prosedur akuntansi akan
memfasilitasi/memudahkan koordinasi
diantara perusahaan multinational. Pola pendekatan
yang dapat digunakan adalah Absolute
Uniformity, Circumstantial Uniformity,
Purposive Uniformity.
Daftar Pustaka
-
TEXT
BOOK Frederick D.S Choi, Gerhard G. Mueller, 1992, International Accounting, 2ndedition,
Prentice hall Inc. Harry I. Wolk, Jere R. Francis, Tearney, 1992, Accounting
theory, 3rd edition, south western publishing co.
INTERNATIONAL JOURNAL & PAPER
Donna L. Street, Nancy B. Nichols,
Sidney J. Gray, 2000, Assessing the Acceptability of International Accounting
Standards in the US: An Empirical Study of the Materiality of US GAAP
Reconciliations by Non-US Companies Complying with IASC Standards, The International
Journal of Accounting, Vol. 35. No. 1. From :http://www.proquest.com/pqdweb
retrieved at August 2003. M. Zubaidur Rahman, 2000, Accounting Standards In The
East Asia Region,Paper Presented to the Second Asian Roundtable on Corporate
Governance “The Role of Disclosure in Strengthening Corporate Governance and Accountability”
Organized by OECD and World Bank, Hong Kong, 31 May – 2 June, 2000. From :
http://www.proquest.com/pqdwebretrieved at August 2003.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar